Bismillah…
Sebulan lebih anak-anak bersekolah di rumah. Homeschooling? No. Karna pandemi yang terjadi hampir di seluruh negara, ya karna Covid-19. Alhamdulillah selama berkegiatan di rumah ini tugas anak-anak masih terbilang bisa dihandle. Jadi tidak menambah tingkat stress orangtua yang harus melaporkan banyak tugas. Sesuatu yang pantas saya syukuri. Kenapa? Karna beberapa kali perbincangan dengan teman-teman saya, ternyata tugas sekolah anak-anak mereka jauh lebih banyak.
Di samping itu suami pun harus bekerja dari rumah. Enak ya bisa bekerja dari rumah? Alhamdulillaah’ala kulli haal. Sesuatu yang pantas kami syukuri juga karna mengurangi intensitas keluar rumah. Walau begitu saya sendiri melihat betapa pekerjaannya juga banyak. Dari pagi hingga tengah malam. Beberapa kali pula saya melihatnya membawa laptop ke kamar mandi karna menunggui si adek. 😄 Semoga lelahmu terbayar pahala di surgaNya.
H-2 Ramadhan….
Ramadhan di depan.. yaa Rabbi.. rasanya baru kemarin Ramadhan. Mungkin setiap muslim akan bergumam begitu. Begitu terasa cepat sekali Ramadhan menyapa. Di jaman para sahabat, mereka menyiapkan Ramadhan 6 bulan sebelumnya. Kami? Seminggu sebelumnya saja kami merasa masih banyak yang belum disiapkan, dhohir maupun batin. Astaghfirullah..
Ramadhan tahun ini mungkin akan jadi Ramadhan yang diingat banyak orang. Ramadhan yang penuh dengan pembelajaran.
Kementerian agama maupun MUI bahkan sudah mengeluarkan imbauan untuk meniadakan tarawih hingga sholad iedul fitri. Sedih ya.. Flashback…kami pernah merasakannya di Prancis. Sepi sekali rasanya..
Tapi…apa iya kita hanya akan merutuki kejadian ini tanpa berbuat apa-apa? Beberapa hari lalu saya dan suami berdiskusi tentang agenda ramadhan keluarga kami. Meski di rumah, menghidupkan suasana dan amalan yang bisa dilakukan selama Ramadhan insyaAllah masih mampu kita usahakan bukan? Jadi mari bergerak…
Menghias Rumah
Saya menyusun beberapa aktivitas yang bisa anak-anak lakukan selama ramadhan, bahkan sebelum ramadhan tiba. Tapi pada akhirnya mas H yang membuat sendiri program Ramadhan, begitu ia menulisnya di papan tulis. Layaknya menanti tamu istimewa, pasti kita berusaha menyiapkan hidangan terbaik kita bukan? Begitu pula seharusnya kita menyambut ramadhan. Di samping kita menyiapkan agenda atau target kita sendiri, anak-anak pun bisa dilibatkan untuk memeriahkan bulan suci selain berpuasa. Awal bulan sya’ban saya dan anak-anak sudah mulai menghias rumah. Antusias anak-anak menjadi penyemangat. Masya Allah. Kami membuat tulisan, lampion gantung hingga memasang lampu led agar lebih ceria. Saya ijin kepada suami untuk menyulap rumah seperti taman kanak-kanak dan ijin pun turun, hehe.
Sebenarnya banyak sekali pilihan hiasan rumah untuk menyambut Ramadhan. Saya biasa berselancar di pinterest. Atau beberapa blog seperti blog familiakreativa bisa jadi pilihan mudah. Tapi kali ini kami membuatnya sendiri. Mengutak-atik sesuka hati kami. 😄
Kalender Ramadhan
Tahun lalu saya membeli kalender ramadhan buatan teman saya sendiri. Dan rencananya kalender itu akan kami pakai kembali untuk mengisi aktivitas anak-anak selama ramadhan. Setiap hari anak-anak bisa mengambil kartu tantangan yang saya simpan di kantong kalender. Jika anak-anak berhasil melakukannya, maka akan ada reward untuk mereka. Kesepakatan awal kami anak-anak akan mendapat stick bintang yang akan mereka kumpulkan hingga akhir ramadhan dan ditukar dengan sejumlah uang. Anak-anak diberi kebebasan akan digunakan untuk apa uang itu.
Kartu tantangannya saya dapat darimana? Lagi-lagi thanks to pinterest. Berhubung saya bukan orang yang kreatif, maka kunci dari mencari kegiatan untuk anak-anak adalah ketekunan berselancar di buku maupun dunia maya 😶.
Game Sambung Ayat
Saat ini mas H bersekolah di kelas khusus tahfidz. Meski sebelum masuk ke sekolah ini kami pun sudah mulai membiasakan beliau berinteraksi dengan Al Qur’an, nyatanya memang seluruh anak-anak di kelas ini dituntut lebih untuk menambah hafalan maupun murojaah. Selama sebulan lebih di rumah, kami selaku orangtua murid harus menyetor hafalan dan ziyadah setiap hari. Alhamdulillaah sekali terbantu dengan agenda ini. Mas H pun juga bersemangat. Jadi game ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru baginya. Saya menulis potongan ayat pada secari kertas yang nantinya mas H akan mengambil satu per satu setiap hari. Eh ternyata adeknya pun ikut bersemangat dan meminta game ini juga.
Ramadhan Berkisah
Salah satu yang mas H tulis dalam program ramadhannya adalah membaca shirah/kisah, entah kisah para Nabi maupun kisah para sahabat. Kurang lebih sekitar tiga tahun lalu (atau lebih?) kami membelikan buku kisah Muhammad Teladanku (MuTe) dan 24 Kisah para Nabi dan Rasul untuk anak-anak. Selama itu pula buku-buku itu hanya menjadi pemanis di rak buku kami. Tapi sejak #dirumahaja ini kami melihat mas H sudah mulai membuka dan membaca buku MuTe dan juga meminta kami membacakan kisahnya. Jadi kami rasa sudah saatnya dia membaca buku ini. Karna jujur bagi kami, buku MuTe ini berat. Porsi bacaannya jauh lebih banyak daripada gambar, sedangkan anak-anak masih lebih tertarik dengan buku bergambar.
Reward Ramadhan
Banyak ya program Ramadhannya anak-anak? Sebenarnya tidak juga. Karna beberapa program adalah sesuatu yang sudah kami kerjakan setiap hari. Seperti murojaah, ziyadah, dan membaca buku. Meski ada program lain yang mungkin tidak perlu saya posting di sini 😄. Oh iya, salah satu yang mas H tulis adalah membuat eskrim bersama bunda. Setiap hari anak-anak minta membuat eskrim bersama. Akhirnya sudah saya tunaikan kemarin. Jadi masukkah ke program Ramadhan? Masuk اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ . Karna pada dasarnya kami sedang menyiapkan kondisi pra Ramadhan agar hati anak-anak (dan tentunya orangtua juga) senang dan bahagia.
Beberapa hari sebelumnya saya pun mengajak anak-anak menyiapkan sarana ibadah untuk nanti taraweh di rumah bersama-sama. Menyiapkan sarung, mukenah,sajadah,dll. Kegiatan-kegiatan kecil semacam ini sebenarnya sudah menjadi sarana edukasi untuk anak-anak dalam menyambut Ramadhan. Jadi tidak selalu harus membuat beraneka ragam kegiatan. Dikembalikan kepada kondisi masing-masing keluarga. 😉
Saya dan suami berdiskusi beberapa kali terkait dengan reward yang akan kami berikan selama Ramadhan. Berkali-kali berganti keputusan, apa mau diberi hadiah setiap hari? Atau seminggu sekali? Atau nanti di akhir ramadhan? Dll. Kami pun lantas bersepakat untuk memberikan uang yang harus mereka kumpulkan hingga akhir Ramadhan. Tujuannya untuk apa? Agar anak-anak, terutama mas H mulai belajar menghitung dan menganalisa jika ia menginginkan sesuatu berapa dana yang ia butuhkan dan usaha apa yang harus ia lakukan.
Lalu reward ini diberikan jika anak-anak memenuhi target apa? sebenarnya tidak ada target khusus. Bahkan suami pun tidak mengharuskan mas H untuk berpuasa penuh mengingat kondisi sekarang menjaga stamina tubuhnya itu lebih utama. Di samping itu, secara hukum syar’i mas H pun belum wajib puasa penuh. Tahapnya masih belajar. Kami berharapnya secara bertahap dia akan belajar hingga bisa puasa full sehari. Tapi sekali lagi itu bukan target utama kami. Jadi selama anak-anak berusaha menjalankan apa yang sudah kami sepakati bersama, maka mereka berhak mendapat hadiah. Alhamdulillah kemarin suami dan saya pun selesai mendekorasi reward Ramadhan ini. Jazakallah khairan katsiron suamik..
*Agenda selama Ramadhan yang belum terangkum insyaAllah akan diupdate berikutnya.
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan untuk teman-teman semua. Semoga Ramadhan kali ini penuh hikmah dan keberkahan.